Adanya kehidupan di luar bumi (ekstra-terestrial atau ET) merupakan pertanyaan yang sejak lama diajukan oleh umat manusia. Tak hanya orang awam dan pecinta fiksi ilmiah aja yang tergelitik dengan pertanyaan tersebut, namun para ilmuwan NASA-pun menanggapinya secara serius. Sebuah cabang ilmu astronomi yang disebut “astrobiologi” berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara ilmiah. Ekspetasi para ilmuwan Astrobiologi tidaklah muluk2. Mereka tidak mencari keberadaan makhluk hijau dengan kepala besar menaiki UFO. Penemuan mikroba atau bakteri di luar angkasa saja sudah menjadi bukti bahwa manusia tidaklah sendiri di alam semesta.
Secara umum, ada dua syarat agar kehidupan bisa berkembang, yakni adanya air dan energi. Melalui berbagai penelitian, para astrobiolog menyimpulkan bahwa paling tidak terdapat 7 objek di luar Bumi yang kemungkinan memiliki kehidupan di dalamnya karena memiliki dua syarat tersebut. Ketujuhnya bukanlah planet, melainkan bulan (satelit planet). Dapatkah manusia mengungkap rahasia2 yang tersimpan dalam bulan2 ini?
1. Europa
Europa adalah salah satu bulan Jupiter yang ditemukan Galileo pada 1610. Bulan yang dijuluki “Jupiter II” ini, seperti bulan2 Jupiter yang lain, dijuluki sesuai nama2 kekasih Dewa Zeus (AKA tukang selingkuh). Bulan ini memiliki keunikan, yakni komposisinya tersusun sebagian besar atas air. Namun suhunya yang luar biasa dingin (sekitar -160 hingga -220 derajat Celcius) membekukan air di permukaan bulan ini. Sehingga sekilas Europa tampak mengalami “eternal winter” alias musim dingin abadi bak film Frozen. Namun para ilmuwan menduga, bahwa di bawah lapisan es keras ini, terdapat lautan dengan kedalaman 100 km yang kemungkinan mengandung kehidupan.
Sama seperti kondisi di kutub atau bagian Bumi lain saat musim dingin, perairan akan membeku di bagian atas, namun tetap cair di bagian bawah. Hal inilah yang juga terjadi di Europa. Lapisan es tebal juga memberi keuntungan lain bagi kehidupan agar bisa berkembang di Europa. Planet Jupiter memancarkan radiasi dengan dosis yang teramat lethal, yakni 5.400 sev yang dapat membunuh manusia sekalipun. Adanya lapisan es tebal ini melindungi kehidupan di bawahnya dari radiasi yang mematikan. Kondisi menyerupai Europa ini bisa dilihat di Bumi, yakni di Danau Vostok, sebuah danau cair di Antartika yang terletak 3,7 km di bawah permukaan es yang membeku. Di bawah kondisi ekstrim superdingin di Danau Vostok, diduga bakteri sederhana yang disebut Archaebacteria mampu hidup di sana.
Namun bagaimana cara air di bawah lapisan es tersebut tetap cair, padahal suhu di Europa mencapai -160 derajat celcius? Europa ternyata memiliki sumber panas di dalam intinya yang disebabkan”planetary tidal waves” atau “pasang surut planet”. Saat mendekati Jupiter, bentuk Europa sedikit lonjong karena tertarik gravitasi planet terbesar di tata surya itu. Saat menjauhi Jupiter, Europa kembali ke bentuk semula. Adanya tarikan dan dorongan itu menimbulkan gesekan di dalam Europa yang kemudian menimbulkan panas. Disebut “pasang surut” karena prosesnya hampir sama dengan gravitasi Bulan yang menyebabkan pasang surut di lautan Bumi.
Yang menakjubkan, volume lautan di Europa ini mencapai 3x1018 meter kubik atau dua kali volume air di Bumi. Dan kabar gembira juga bagi yang mendukung teori kehidupan di Europa (btw joke “ekstra manggis” udah basi sekarang), bulan ini juga memiliki atmosfer yang walaupun tipis, namun kaya akan oksigen. Jika oksigen di Bumi tercipta karena proses fotosintesis, oksigen di Europa tercipta karena radiasi Jupiter yang memecah molekul air menjadi atom hidrogen dan oksigen.
Adanya air dan oksigen ini membuat para ahli NASA berniat mengirimkan misi antariksa berupa cryobot dan hydrobot. Cryobot bertugas mengebor permukaan es Europa. Setelah mencapai lautan di dalamnya, hydrobot akan dilepaskan untuk berenang dan mencari kehidupan di dalamnya. Namun misi ini tentu menjadi tantangan, sebab kedalaman lapisan es tersebut mencapai 10-30 km. Belum lagi suhu yang teramat dingin di Europa membuat es tersebut sekeras granit.
2. Ganymede
Galileo pada tahun 1610 adalah orang pertama yang menemukan Ganymede dengan teleskopnya, walaupun Gan De, seorang astronom Cina pada 365 SM kemungkinan besar menemukannya terlebih dahulu dengan mata telanjang. Ganymede dinamai sesuai salah satu kekasih pria Zeus (NB: Zeus ternyata nggak cuman doyan cewek, tapi juga cowok ... EEEEEEWWWW).
Ganymede menyandang gelar sebagai bulan terbesar di tata surya dan satu-satunya bulan yang memiliki lapisan magnetosfer. Lapisan magnetosfer juga dimiliki Bumi dan bertugas melindungi Bumi dari radiasi matahari. Magnetosfer jugalah yang bertanggung jawab atas fenomena aurora di kutub utara dan kutub selatan Bumi.
Pada tahun 1970-an, NASA sudah mencurigai bahwa di bawah lapisan es tebal di permukaan Ganymede, terdapat lautan dengan air asin, mirip dengan lautan di bumi. Bagaimana mereka menemukannya? Well, tadi sudah disebutkan adanya magnetosfer akan menimbulkan aurora, termasuk di langit Ganymede ini. Aurora di Ganymede bergerak-gerak dan disimpulkan penyebabnya adalah gerakan lautan air asin yang menyebabkan medan magnet bulan ini berubah-ubah (karena katanya air asin itu menghantarkan listrik atau whatever, gue payah kalo soal fisika).
Tak hanya mengandung air, tim astronom dari berbagai negara yang bekerja di Jawa (Indonesia) dan Kavalur (India) juga menemukan bahwa Ganymede memiliki atmosfer tipis yang mengandung oksigen untuk menyokong kehidupan. Wow ... jagoan kita nih.
3. Calisto
Salah satu bulan Jupiter yang mungkin juga mengayomi kehidupan adalah Callisto, yang dinamai sesuai peri Athena dalam mitologi Yunani. Salah satu bulan raksasa ini memiliki ukuran sama dengan planet Merkuri dan diselubungi atmosfer tipis yang mengandung karbon dioksida dan kemungkinan juga oksigen.
Keanehan planet ini adalah adanya kawah bercincin ganda. Dua kawah terbesar di Callisto dinamakan Valhalla dan Asgard (hmmm ... jadi ingat Thor). Kawah Valhalla memiliki diameter 600 km, namun anehnya, di luar kawah tersebut terdapat cincin konsentris lain yang mengelilingi kawah tersebut selebar 1.800 km. Kawah emang sudah biasa terlihat di planet dan bulan akibat hantaman meteor. Namun kawah bercincin ganda ini membuktikan bahwa di bawah permukaan planet ini terdapat lapisan lunak atau cair, kemungkinan besar berupa lautan. Hmm ... kalo bisa nyanyi, Callisto ini bakal nyanyi “Call Me Maybe” bagi para ahli astrobiologi yang menduga apakah bulan ini memiliki kehidupan di dalamnya
4. Io
Berbeda dengan bulan2 lainnya di Jupiter, Io yang dinamai sesuai pendeta Hera, istri Zeus, merupakan objek terkering di tata surya. Yap, tak ada air di sana. Namun kondisi ini tak membuat para ilmuwan memalingkan mata mereka dari bulan ini. Yup Io, my eyes on you! Seperti Bumi, permukaan Io dipenuhi gunung berapi. Io memiliki 400 gunung berapi dengan beberapa puncaknya bahkan lebih tinggi ketimbang Mount Everest. Gunung berapi merupakan sumber energi yang amat kaya, sebab melepaskan berbagai mineral yang penting di dalam batuan. Beberapa bakeri dapat hidup dari mineral tersebut, dinamakan bakteri kemo-autotofrof. Jenis bakteri ekstrim bernama thermofil juga diamati mampu hidup di kawah2 gunung berapi di Bumi. Jadi bukan hal yang mustahil jika ada bakteri yang mampu bertahan hidup di Io ini. Tabung2 lava di dalam gunung2 berapi juga mampu melindungi organisme dari dampak radiasi Jupiter yang mematikan.
5. Titan
Titan ditemukan oleh astronom Belanda, Christiaan Huygens pada 1655 dan dinamai sesuai nama golongan raksasa yang dipimpin Saturnus (ayah dari Zeus). Titan layak menyandang nama “Son of Saturn” sebab merupakan bulan terbesar Saturnus dan uniknya, satu-satunya bulan di tata surya yang memiliki atmosfer tebal. Tak hanya itu, Titan juga memiliki lautan, sungai, bahkan danau di permukaannya. Namun jangan senang dulu. Lautan di Titan tak diisi dengan air yang segar seperti di bumi, melainkan metana cairI
Atmosfer Titan sebagian besar mengandung nitrogen yang menyebabkan terbentuknya awan dari bahan metana dan etana. Dari awan ini, akan turun hujan metana dan etana yang akan mengisi lautan, danau, dan sungai di permukaannya. Siklus metana di bulan ini dapat dianalogikan dengan siklus air di Bumi.
Atmosfer di Titan lebih tebal ketimbang Bumi. Yeeeey ... tapi jangan senang dulu! Atmosfer Titan mengandung 98% nitrogen dan hanya 0,1-0,2% oksigen (bandingkan dengan atmosfer Bumi yang mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen) sehingga tetap saja tak ramah bagi manusia. Selain itu suhu permukaan Titan sangat dingin, mencapai – 179 derajat celcius dan hanya menerima 1% cahaya matahari. Makhluk hidup dari Bumi jelas takkan mampu bertahan di Titan, namun bagaimana jika bulan ini memiliki jenis kehidupan yang lain?
Pada 2010, peneliti dari Univeritas Arizona mengulang percobaan Miller-Urey (ingat pelajaran SMA) menggunakan komponen2 yang ada di atmosfer Titan. Hasilnya adalah terbentuknya lima basa nukleotida yang merupakan penyusun DNA dan RNA (guanin, sitosin, adenin, timin, dan urasil). Tak hanya itu, peneliti juga menemukan asam amino yang merupakan senyawa terpenting bagi kehidupan. Apabila makhluk Bumi bernapas dengan O2 untuk mengubah glukosa menjadi energi dan menghembuskan CO2, maka makhluk yang berevolusi di Titan kemungkinan akan menghirup H2 untuk mengubah asetilene menjadi energi dan menghembuskan metana (CH4).
Sejauh ini bukan tak mungkin Titan menyimpan air yang sesungguhnya. Namun di suhu sedingin itu (hampir minus 180 derajat celcius), air di bulan tersebut sudah pasti membeku. Walaupun kondisi Titan tak bersahabat pada saat ini, namun para ilmuwan menduga, 5 milyar tahun yang akan datang ketika Matahari membesar menjadi bintang merah raksasa, suhu Titan akan menghangat. Seluruh lautan metana akan menguap dan es akan mencair, memenuhi lautan2 Titan dengan air yang sesungguhnya, sehingga bisa menjadi habitat manusia (itupun kalo kita belum punah).
6. Enceladus
Enceladus adalah bulan Saturnus yang ditemukan pada tahun 1789 oleh astronom Inggris bernama William Herschel. Enceladus dinamai sesuai nama salah satu raksasa Titan dalam mitologi Yunani. Walaupun menyandang nama raksasa, Enceladus adalah bulan yang mungil. Diameternya hanya 500 km, sepertujuh dari diameter Bulan kita. Akan tetapi bukan rahasia lagi bahwa Enceladus mengandung air, bahkan saking berlimpahnya malah cenderung dibuang2.
Komposisi atmosfer Enceladus adalah 94% tersusun atas uap air (bandingkan dengan Bumi yang hanya mengadung 7% uap air di atmosfernya). Bulan ini juga memiliki geyser yang memancarkan es dan uap air sebanyak 200 kg per detik dengan kecepatan 2 ribu km/jam ke luar angkasa. Kemungkinan komposisi es yang terdapat dalam cincin Saturnus berasal dari muntahan Enceladus tersebut.
Tak hanya itu, pada tahun 2010 berdasarkan hasil penemuan misi Cassini, NASA menemukan bukti adanya laut bawah tanah dengan kedalaman 10 km di kutub selatan Enceladus. Namun jangan berpikir kita akan mengirimkan astronot ke sini dalam waktu dekat, sebab suhu bulan ini mencapai minus 200 derajat celcius.
7. Triton
Triton adalah bulan Neptunus yang terbesar, ditemukan pada 1846 oleh astronom Inggris bernama William Lassel, hanya 17 hari setelah penemuan planet yang menyadang nama dewa laut Yunani tersebut. Sekitar 15-35% massa bulan ini diperkirakan terdiri atas air. Sama seperti bulan-bulan yang kita bicarakan di atas, bulan ini juga dikatakan memiliki lautan di bawah permukaannya.
Suhu Triton sendiri superdingin, mencapai – 237 derajat celcius. Namun uniknya, lautan Triton mengandung amonia yang akan menurunkan titik beku air, sehingga membantu kehidupan di dalamnya (jika ada) bertahan. Miskinnya karbon dan oksigen (bahan terpenting pembentuk kehidupan) di Triton mungkin saja membuat makhluk hidup di dalamnya (sekali lagi, jika ada) berbasis silikon, tidak berbasis karbon seperti di Bumi. Walaupun lokasinya superjauh dan kondisinya yang tak bersahabat, bayangkan bisa tinggal di tempat dengan pemandangan langit berupa planet biru yang menakjubkan seperti ini ya?
BONUS:
Charon
“Dark Moon In The Edge Of Darkness”, mungkin inilah julukan yang pas bagi bulan Pluto ini. Gue terpaksa menganaktirikan Charon dan memasukkannya ke dalam bonus, sebab Pluto yang menyandang nama dewa kematian Yunani ini kini tak lagi dianggap sebagai planet. Charon ditemukan oleh James W. Christy pada 1978. Suhu permukaan bulan ini mencapai – 200 derajat celcius dan tak memiliki secuilpun atmosfer. Namun para ilmuwan menduga bahwa di bawah bulan dingin yang berada di kegelapan antariksa ini terdapat lautan. Lautan bawah tanah ini tetap cair karena gaya tarik menarik antara Charon dan Pluto menghangatkan bagian dalam bulan ini.
Nah, menarik ya jika memang ada kehidupan di luar Bumi ini, walaupun itu hanya seekor bakteri. Bahkan lebih menarik lagi jika ada makhluk cerdas hidup di luar sana. Yang pasti, dugaan2 tersebut masih belum dipastikan kebenarannya hingga kita benar2 mengirim misi luar angkasa ke sana. Bahkan mungkin kelak kita mengirim astronot berjalan di atas bulan2 itu.
Tapi yang pasti, mengirim misi ke sana justru bakal beresiko jika bulan2 tersebut benar2 memiliki kehidupan. Ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri2 Archaebacteria dari Bumi yang terbawa oleh astronot2 tersebut. Bukan hal yang mustahil jika bakteri2 tersebut mampu bertahan hidup di bulan2 dengan kondisi ekstrim tersebut, bahkan mungkin menyapu habis kehidupan di dalamnya. Selain itu, adanya air dan kondisi2 lain yang memungkinkan bagi kehidupan berkembang, memunculkan sebuah dugaan yang menarik. Bisa nggak ya kita men-terraforming bulan2 tersebut sehingga manusia bisa tinggal di atasnya? Nah, untuk masalah terraforming akan gue bahas di postingan selanjutnya (TO BE CONTINUED ceritanya).
Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon